Kawah ijen, merupakan
daerah wisata pegunungan yang berada di kota Bondowoso. Berbagai tempat
yang menarik dikunjungi ada di sekitarnya seperti pemandian air panas,
tambang belerang yang begitu luasnya dan tempat lain yang mampu membuat
kita terpesona, ya memang sejumput tanah surga jatuh ke tanah kawah
ijen.
Tak beda dengan gunung
Bromo yang lebih dahulu dikenal oleh wisatawan asing, Kini Kawah Ijen
pun dikenal para wisatawan asing, namun sangat disayangkan hal itu tidak
dipergunakan dengan sebaik mungkin oleh Pemerintah Daerah Bondowoso.
Daerah wisata yang mestinya dirawat,
dijaga, dan diperhatikan keadaannya. Agar dapat lebih menarik wisatawan
datang ke tempat itu. Akan tetapi, walhasil keadaannya harus
terbengkalai tak terurus. Bahkan akhir-akhir ini terdengar isu santer
tentang terbakarnya bebarapa kawasan hutan didalamnya, yang terhitung
sekitar 20 hektar terbakar habis.
Sejak
itupun terjadi pro kontra terjadi, ada indikasi bahwa ada dalang dibalik
pembakaran hutan tersebut. Saling tuduh dan saling menyalahkan, antara
Badan yang mengurusi hutan di kawasan itu dan Pemerintah Kabupaten
Bondowoso sendiri. Sikap yang tidak dewasa yang tak akan menemukan
solusi terbaik.
Seharusnyalah, orang –orang atas tersebut bersatu mencari siapa yang telah tega membakar daerah hutan tersebut, yang merupakan tameng alam agar tak berpotensi menjadi sumber bencana.
Jikalau dibiarkan begitu saja, maka amukan bencana bergilir
berdatangan, tanah longsor, dan apakah banjir yang menghempas Situbondo
berturut-turut itu tidak dijadikan bahan renungan bersama, bahwasanya
Bondowosolah yang di tuduh sebagai penanggung jawab utama dalam bencana
itu.
Paling
tidak pemerintah daerah mengadakan sosialisasi kepada seluruh elemen
masyarakat di Bondowoso, khususnya warga yang bermukim di sekitar kawah
ijen, bahwasanya adanya hutan dikawasan itu sangatlah sentral dan
penting. Tak hanya untuk pribadi mereka yang bermukim disana tapi
kemaslahatan bersama, jadi secara tidak langsung apa yang mereka lakukan
nantinya, bermanfaat bagi sesama.
Maka apa
yang harus dilakukan? Segeralah, berbenah. Dan sadarlah bahwa alam harus
dijaga agar kitapun akan terjaga dari murkanya yang sebenarnya kita
sutradarai sendiri itu.
Mari bernostalgia! ingat lantunan syair penyanyi legendaris “Gombloh”
‘Lestari alamku, lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bacah dikala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa’
Bukankah itu impian kita, tapi mengapa kita enggan menjaganya? Kita
harus segera menjaga kelestariannya, jika tidak ingin semua musibah
menimpa kita. Dimulai dari sekarang, nanti dan hingga esok anak cucu
kita lahir, kita wariskan padanya, kelestarian alam ini dan upaya
menjaganya. Selamatkan kawah ijenku!
0 comments:
Posting Komentar